—Bang doy.

Haechan dan member lain lagi ngumpul di ruang tengah, nonton Netflix bareng. Mereka ada jatah libur hari ini setelah melakukan promosi yang begitu padat.

” Bang Doy kemana kok gak ikut?” Tanya Haechan setelah melihat satu persatu abang-abangnya.

Haechan tuh gitu, kalo ada Doy selalu di jailin, di ajak berantem mulu tapi kalau gak ada gini selalu di cariin. Sayang tapi gengsi emang, love-hate relationship banget.

” Ada jadwal syuting katanya.” Jawab Mark sekenanya, dia sedang sibuk mengunyah semangka.

” Lah engga libur?”

” Engga, ambil varshow sama Bang Gongmyung.” Jawab Mark lagi. Abangnya yang lain sedang fokus menatap layar televisi.

Haechan lalu bangkit dari duduknya, membuat beberapa dari mereka menoleh.

” Mau kemana Chan? “ Tanya Taeyong.

” BANG DOYY IKUTTT!!” Bukannya menjawab pertanyaan sang leader Haechan justru berteriak sambil berlari ke kamar Doy.

Kan Haechan tuh gini, aslinya gak mau lepas sama Doy kemana aja mau ikut.

Doyoung keluar dari kamarnya dengan Haechan yang gelendotan di tangannya.

” GAK! Gue mau kerja Chan, bukan pikni.”

” Ya siapa juga yang bilang piknik, pokoknya gue mau ikut! Titik!”

Doyoung menghela nafasnya lelah, “ Bang ini Haechan suruh diem kenapa gue mau kerja.” Keluhnya pada Taeyong, biasanya Haechan memang hanya akan mendengarkan ucapan Taeyong.

” Ih gue mau ikut liat lo kerja, bosen di dorm!”

” Kalo bosen di dorm jalan-jalan ke luar kek sama geng lo sana, atau pergi ke rumah chenle kalo gak ke dorm dream.” Haechan keukeh menggeleng dan tetap memegangi lengan Doyoung, persis seperti anak kecil yang takut kehilangan ibunya.

” Gak mau! Mau ikut lo, mau ketemu bang Gongmyung.”

” Ck, abang gue males ketemu lo lagi suka di porotin.”

” Udah sih Doy bawa aja pergi tuh anak, lo jadiin asisten pribadi hari ini.” Johnny akhirnya bersuara karena konsentrasinya melihat Film terganggu dengan perdebatan Haechan dan Doyoung.

Lagi-lagi Doyoung berdecak kesal, lalu ia menghubungi managernya menanyakan apa boleh si bocah tengil ini mengikuti jadwalnya hari ini.

” Yaudah ayo, jangan ganggu gue tapi nanti disana.”

” OTAYY!”

Satu jam kemudian mereka telah sampai di tempat syuting, Doyoung membelikan minuman untuk staff dan rekan kerjanya kali ini. Lumayan banyak dan membuat dia kerepotan membawanya, untung ada Haechan. Kakaknya juga ikut membantu membagikan minuman itu ke para staff dan crew.

Kehadiran Haechan di ruang tunggu Doy membuat suasana menjadi ramai, ada saja yang ia lakukan. Entah mendebat Doy, menganggunya atau berceloteh hal-hal konyol.

Gongmyung tentu saja puas melihat adiknya tidak berkutik jika didebat Haechan, terimakasih sudah membalaskan kekalahannya.

Ketika syuting akan segera dimulai Doy memperingati Haechan untuk tidak membuat ulah, dan untuk tetap berada di ruang tunggu saja bersama manager mereka.

Tapi namanya juga Haechan, perkataan Doy hanya jadi angin lalu.

Ia memaksa manager untuk melihat proses syuting yang sedang di lakukan oleh Doyoung dan beberapa orang disana, ternyata ada Seulgi juga disana.

” KAK SEULGI SEMANGAT!!” Teriaknya membuat semua orang menoleh, Seulgi lalu melambaikan tangannya. Menyambut ucapan Haechan.

” Bang Gongmyung semangat!!” Gongmyung melakukan hal yang sama, ia bahkan tertawa.

” Itu si cantik juga semangat, semua crew semangat pokoknya keculi bang Doy semangat!!” Haechan menyemangati semua orang, membuat Doy berdiri dari duduknya dan menatap Haechan galak seperti biasanya, ia lalu mengepalkan tangannya ke atas seolah memperingati Haechan.

Bukannya takut Haechan justru tertawa, lalu ia memutuskan untuk menunggu Doy di ruang tunggunya. Sudah cukup mengganggu Doyoung.

Setelah berjam-jam melakukan syuting Doyoung kembali ke ruang tunggunya, Haechan rupanya baru bangun tidur. Mukanya masih sedikit mengantuk tapi mulutnya sudah mengunyah makanan.

” Bang makan, udah gue beliin nih sama buat bang Gongmyung juga.”

” Abang pulang duluan, ada jadwal lain.” Jawab Doyoung, ia sekarang duduk di sebelah Haechan sambil membuka penutup makanan cepat saji itu.

” Yaudah gue makan sendiri aja nanti.” Doyoung hanya menggelengkan kepalanya, Haechan dan perut karetnya.

Di tengah kesibukan mereka menyantap makanan, pintu ruang tunggu Doyoung d ketuk seseorang.

” Permisi, Kak Doy.”

Ada seorang gadis yang menyapanya, gadis yang tadi Haechan beri semangat dan ia panggil si cantik.

” Iya Somi masuk aja.” Doyoung mempersilahkan Somi masuk dan menyambutnya.

” Ini aku mau ngasih Kak Doy sama Abangnya album baruku. “

” Wah terimakasih banyak loh Som, albumnya cantik banget ini. Semoga sukses dan laris manis ya.”

” Hehehe makasih, semoga nyusul kayak album Nct ya Kak.”

” Aamiin.”

” Eh atuh akunya ga di kasih album juga?” Tiba-tiba saja Haechan menyeletuk, membuat Somi menolehkan kepalanya ke arah belakang punggung Doyoung.

Doyoung melotot ke arahnya, sambil bersesis “ Malu-maluin!”

Somi lalu menjulurkan satu album lagi yang di bawanya pada Haechan.

” Ini deh buat Kak Haechan kalo gitu.”

Haechan buru-buru mengambil album itu sebelum Doy melarangnya lagi.

” Aduh Som gak perlu repot-repot, Haechan gak perlu di kasih juga.”

” Gapapa Kak, aku bawa banyak kok.”

” Maaf ya Haechan emang gatau malu gitu.” Doyoung meminta maaf atas perlakuan Haechan yang gak tau malu minta album.

Somi hanya terkekeh,

” Bentar deh ini kamu namanya Somi kan?” Haechan tiba-tiba bertanya setelah membolak-balik album milik Somi.

” Iya kak, kita belum kenalan ya?”

” Iya, kan tak kenal maka tak sayang. Kenalan dulu sini.”

Doyoung memutar bola matanya malas, hadeh anak muda. Padahal tiap hari Haechan muter lagu Somi sambil joget-joget.

Eh?

Jadi ini tadi Haechan maksa ikut buat...?

O-oww Doy punya bahan gosip di dorm.