Begitu keluar dari kamar mandi Sesilia dikejutkan dengan Hesa yang menyodorkan paper bag mini dior ke hadapannya, “apa?”
Sila tentu spontan mengeluarkan isinya, “tempo hari kamu ketiduran saya lihat habis scroll lipstick ini, jadi saya check out kan.” Ucapan Hesa membuat Sila melotot, “aku scroll bukan berarti pingin beli ya!”
“oh kirain saya mau itu.”
“Ya mau!”
“Kok kamu jadi sewot?” Sila spontan memasang wajah berseri dengan senyuman lebar, “Terima kasih ya om ganteng!” tangan lentiknya dengan tidak sopan juga mampir memcubit pipi Hesa sebelum ia beranjak ke depan cermin untuk mencoba lipstik mahal tersebut.
Setelah beberapa saat mengaplikasikan ke bibirnya, ia berbalik badan menatap Hesa yang sedari tadi berada di belakangnya memperhatikan bagaimana ia merapikan lipstik di bibirnya sendiri “Bagus gak?”
“Sini saya cobain” Sila belum sempat merespon, tapi bibirnya lebih dulu di bungkam ranum yang semalam baru ia cicipi itu. Kecupan Hesa memang tidak lebih lama dari semalam, tapi cukup kembali membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari semalam. Kalau saja lengannya tidak di tahan Hesa, ia rasanya ingin merosot ke bawah.
“Rasanya aneh, enakan yang semalam. Saya suka bau strawberrynya.”
Setelah berkata demikian seperti tanpa dosa Hesa menggeser tubuh Sila dari depan cermin, laki-laki kini menatap pantulan dirinya sendiri dengan bibir yang penuh merah akibat lipstik Sila yang menempel di bibirnya.