—Bertemu.
Harsa rasanya ingin menenggelamkan dirinya sendiri ke segita bermuda atau menghilang di kutub utara begitu ia menyadari bahwa ia masih menggunakan main account-nya ketika mengutip cuitan Raline.
Meski hanya beberapa detik, tak sampai semenit tapi sudah di pastikan jari netizen lebih cepat mencapture cuitannya. Percuma ia hapus, namanya sudah berjajar dengan nama Raline di kolom trending saat ini.
Siap-siap saja dalam satu jam kedepan ia akan di panggil oleh agensi.
Bahkan orang-orang yang berada di dalam cafe kini memperhatikan dirinya dan Nala, apalagi dengan Nala yang sedari tadi terbahak menertawakan kecerobohannya.
“Diem lo anjing jangan ketawa!”
“Hahaha orang bego lupa ganti akun segala hahahaha...”
“Gue pulang aja deh Nal, anjir berasa buronan gue di liatin banyak orang.”
Harsa hendak berdiri dari duduknya ketika seluruh pasang mata di cafe tersebut kini menatap dua orang gadis yang tengah berjalan ke arah mereka.
Seorang gadis yang Harsa ketahui adalah gebetan Nala yang memang akan ia temui, dan seorang lagi menutup wajahnya dengan kedua tangan menghindari tatapan orang-orang.
“Sorry-sorry ada insiden kak.” Kata Radine pada Nala, ia belum menyadari keberadaan Harsa yang membelakanginya.
Begitu Harsa menoleh, keempatnya sama-sama membelalakkan mata. Semesta sedang bercanda rupanya...
“Loh?”
“Anjir”
“BHAHAHAHHAHAAHA”
“Mati!” Raline memekik pelan begitu melihat Harsa berada di depannya.
Ia kembali berusaha menutupi wajahnya dengan jaket leather yang di kenakaannya, di bantu dengan Radine yang menghalangi tubuhnya. Tapi rupanya percuma, beberapa orang telah berlomba membidik mereka.
Suasana cafe kembali tenang ketika pihak manager menegur pengunjung untuk tidak membuat keributan dan mengganggu kenyamanan sesama pelayan.
Raline, Harsa, Radine dan Nala kemudian mendapatkan tempat VIP untuk mengobrol kali ini.
“Sumpah rame banget udah masuk lambe...” cicit Radine yang sedari tadi memantau media sosial.
“Nih grup juga rame, kayaknya abis ini lo di telpon manager deh.” Nala memperlihatkan ponselnya membuka chat grup mereka.
Sementara Raline menelungkupkan kepalanya di meja, berbeda dengan Harsa yang menatapnya dengan perasaan bersalah.
“Sorry...” Ujar Harsa, Raline mengangkat kepalanya untuk menatap pemuda di depannya.
“Gapapa kok gue cuma kaget aja, ini rame paling juga besok beres. Lagian akun lo di hack orangkan?”
Harsa dan Nala saling bertatapan mendengar kesimpulan sepihak Raline.
“Sebenernya engga, gue cuma salah akun aja.”
“Ha?!”
“Oh my..” Raline terpikik mendengar pernyataan Harsa, jadi?
“Oh my god, both your have a crush to each other?” Pertanyaan Radine membuat ketiganya kompak menoleh ke arahnya. Nala bahkan mengedipkan matanya berkali-kali, berusaha mencerna ucapan gadis di depannya.
Sedangkan Harsa terbengong menatap Raline di depannya yang kini bersemu dan kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja.