—Beruang, Sunflower, Raline.
Pagi ini Raline bangun tidur dengan perasaan yang membuncah. Bahkan ia memulai hari dengan begitu semangat, menyapa setiap orang yang ia kenal di jalan. Bahkan tersenyum ramah pada tiap orang yang ia temui. Hari ini hari spesial seseorang, tentu saja orang ini juga spesial di hidupnya. Mungkin bisa di bilang seseorang yang mengubah hidup Raline dari yang ingin bertemu ajal sampai ingin hidup lebih dari seratus tahun untuk terus melihat orang itu, untuk memastikan ia akan selalu bahagia.
Sambil berjalan riang ia memeluk sebuah boneka Beruang, ini hadiah yang ia siapkan dari jauh hari. Di pesan begitu khusus olehnya. Hadiah yang benar-benar Raline minta supaya di buat se-spesial mungkin.
Raline membuka pintu kaca toko bunga favoritnya, lalu dengan berjalan mengendap ia mendekati sang penjaga toko yang rupanya tengah sibuk menata beberapa anggrek di meja.
“Dorr!!”
“COPOTTR JANTUNGKU COPOTT!” Latahan orang tersebut membuat Raline terbahak. Seru sekali mengagetinya.
” Astaga kak Alin! Untung jantungku buatan tuhan, gimana kalo made in China?”
Raline terkekeh menatap gadis yang lebih muda 2 tahun darinya itu, cucu pemilik toko bunga favoritnya.
” Memangnya kenapa kalo made in China?”
” Ya cepet rusak kalo di kagetin terus tau! Ah China selalu membuat produk yang cepat rusak.” Dumelan gadis ini memang kadang kemana-mana jauh dari topik, makanya Raline suka menggodanya.
” Berarti Huang Renjun begitu?”
” Oh ya tidak dong!”
” Lah dia kan made in China, gimana sih?”
” Ya berbeda pokoknya produk China yang tidak gagal cuma Huang Renjun, Liu Yangyang, Zhong Chenle, Do...” Raline menggelengkan kepalanya ketika gadis itu menyebutkan serentetan idol kpop asal China. Whatever, Raline malas menanggapinya.
” Ngomong-ngomong Kakek kemana?” Tanya Raline, biasanya pak tua itu ada di depan toko sambil mengobrol dengan burung peliharaannya.
” Kakek sedang sakit, makanya aku yang membantu bibi hari ini.”
” Ya baguslah biar kamu gak cuma jadi kaum rebahan sambil ngefangirl doang.”
” Aish Kakak ini seperti tidak tau saja rasanya bucinin bias!” Raline hanya mencebik.
” Ini boneka beruang dari siapa?”
” Dariku...”
” Bohong, dari cowoknya ya?”
” Engga astaga, ini aku beli kemarin untuk kado seseorang.”
Gadis itu tersenyum menggoda Raline, mencolek dagunya. Sambil bercie-cie.
” Cieee... Siapa tuh? Cowok apa cewek?” Tanya kepo.
” Laki-laki.”
” Asik Kak Raline akhirnya punya teman spesial!!”
Astaga gadis ini sungguh hiperaktif, Raline hanya bersuara didalam hatinya.
Lihatlah gadis itu kini tengah heboh kegirangan hanya karena Raline bilang akan mengado seorang laki-laki.
” Astaga, diamlah kau seperti anak kecil loncat-loncat seperti itu.”
” Maaf, aku senang kau akhirnya menemukan pasangan.”
” Hey aku tidak bilang dia pasangan ya!” Tegas Raline mengingatkan.
” Bodoamat, nyenyenyenyeee... Awas tidak mengenalkan pacarmu padaku nanti.”
” Ku harap kau tidak akan kecewa ya nanti karena ekspektasi mu sendiri.” Raline hanya tersenyum ketika gadis itu menjulurkan lidah mengejek.
“By the way kenapa di kasih boneka beruang?”
” Dia suka beruang...”
” Oooooww pria yang romantis rupanya. EH KAI KAN JUGA SUKA BERUANG?”
” WAH KAU SUKA DIA KARENA DIA SUKA BERUANG SEPERTI KAI YA?”
Astaga gadis ini, Raline rasa isi otaknya hanya terisi idol tampan saja. Ck...ck...
” Tidak, dia memang suka beruang, bukan karena aku mengidolakan Kai lalu aku akan mencari orang lain yang suka beruang juga.”
” Hehehe, kirain kan gitu.”
” Sudah sana ambilkan pesananku, kemarin aku sudah mengirim pesan untuk bibi.”
” Iya-iya tunggu sebentar.”
Seperginya gadis itu Ralin berkeliling toko, sekedar melihat koleksi bunga yang ada. Melihat beberapa lukisan Kakek yang terpampang di dinding. Kakek pemilik toko adalah seniman, entah mengapa di usia senjanya ia justru membuka toko bunga.
” Ini nona Raline Nadindra pesanan buket bungamu.” Gadis tadi kini sudah berada di belakangnya, sambil membawa sebucket bunga matahari pesanannya.
” Terimakasih Rara.”
” Ya sama-sama, tapi tumben kau pesan sebuket besar? Biasanya hanya beberapa tangkai.” Rara memang beberapa kali tau jika Raline akan memesan beberapa tangkai bunga matahari setiap pagi. Entahlah untuk apa, tapi yang Rara tau Raline begitu mencintai bunga matahari.
” Tentu saja untuk kado pelengkap boneka beruang ini.”
” Aih kau so sweet sekali ya, aku jadi iri.”
” Ahahahaha kalau begitu nanti ketika kau ulang tahun ku kado bunga saja ya.”
” Ett tidak mau! Belikan aku sesuatu berbau Renjun nct ya?”
Lagi-lagi Raline menggelengkan kepalanya, astaga gadis ini. Apa-apa Renjun.
” Iya iya..”
” Terimakasih kakak cantik.” Rara memeluk Raline spontan, ia senang bertemu dengan manusia seperti Raline yang bisa ia anggap seperti kakaknya sendiri. Rara tidak memiliki saudara, tidak lagi memiliki orang tua, ia hanya tinggal dengan bibi dan kakek maka dari itu dia begitu menyayangi Raline.
” Sudah ya Ra, aku pergi dulu..”
” Oke, eh sampaikan salamku pada yang berulang tahun ya? Selamat ulang tahun, semoga bahagia selalu..”
” Iya nanti ku sampaikan.”
” Ngomong-ngomong dalam budaya China bunga matahar menyimbolkan panjang umur loh, semoga pasangan kakak panjang umur.”
Raline tersenyum mendengar nya, lalu berpamitan pergi.
Panjang umur ya?