—Boyfriend.
Harsa baru datang langsung menjatuhkan tubuhnya ke arah Raline yang tengah asik menonton film, membuat gadis itu mengaduh dan memukuli dadanya.
“Duh bagong berat banget! Bangun! Bangun!”
Harsa langsung mengangkat tubuhnya begitu Raline susah bernapas, tapi ia tidak melepaskan pelukannya. Justru semakin erat memeluk Raline dari samping, membuat tubuh ramping Raline terjepit.
“Ih jangan peluk-peluk dulu, lo bau rokok! Mandi dulu sana!”
“Mandiin ya?”
“Sini gue colok garpu mulut lo!”
“Hahahaha, sensi banget sih lagian sama rokok. Cewek gue biasa aja tuh sama bau gue.”
“Yakan itu cewek lo, bukan gue. Dan gue bukan cewek lo!”
Harsa tidak menanggapi ocehan Raline, ia beranjak pergi ke kamar gadis itu untuk mandi, dan mengganti pakaiannya. Beberapa pakaian Harsa memang ikut ada di almari Raline.
Berbagi almari dengan teman...
Hanya perlu delapan menit bagi Harsa untuk menyelesaikan mandinya, begitu selesai ia langsung melempar tubuhnya di sebelah Raline yang sudah menunggunya di atas ranjang.
“Jadi Shirina itu siapa?”
“Bentar dulu napa nyil...”
“Tinggal ngasih tau aja, lama lo.”
“Ya sabar,” Harsa langsung memeluk tubuh Raline, merapatkan tubuhnya untuk memangkas jarak yang Raline ciptakan.
“Mantan gebetan sih setau gue, tapi gue gak tau kenapa mereka gak jadian. Sekian info malam ini.”
“ANJING CUMA BUAT INFO BEGINI LO MINTA CUDDLE SEMALEMAN?!”
“Loh yang nawarin cuddle kan lo, bukan gue yang minta.”
“Yaudah lepas, gajadi cuddle aja.”
“Eits gabisa, info udah lo terima saatnya gue dapat bayarin.”
Harsa menaikkan kakinya ke atas kaki Raline, mengunci tubuh gadis itu yang memberontak dari dekapannya.
“Lepasin Asaaaa...”
Harsa seolah tak mendengar rengekan Raline dan justru mengikis jarak wajah mereka, mengecup pelan bibir Raline yang mengomel.
“Udah diem, di luar dingin mending gue peluk.”