—Halo, mari sejenak berdiskusi
Harsa mungkin memang brengsek, bajingan, bedebah, atau apapun terserah kalian ingin menyebutnya apa, karena dari awal cerita ini di lihat dari sudut pandang Raline dan Mahesa.
Tapi bagaimana jika yang tersakiti sebenarnya bukan hanya keduanya? Madaharsa juga kesakitan luar biasa.
Ia mencintai Raline, meski tak pernah ia ungkapkan. Karena baginya percuma, di ucapkan pun hanya akan meninggalkan luka. Ia tidak akan pernah di biarkan memilih Raline, apalagi memilkinya.
Maka Harsa memilih meninggalkannya, setidaknya dengan itu ada jaminan Raline akan hidup tenang tanpa gangguan atau ancaman dari keluarganya. Biar saja keluarganya sekedar tau Raline jika perempuan itu hanya sebatas sewaan, sekali lagi itu untuk menyelamatkan Raline.
Bukan cuma Maya yang tersiksa dengan pernikahan mereka, Madaharsa juga tersiksa. Ia memang bajingan, atau brengsek entah apalah itu tapi baginya pernikahan itu sakral, berjanji atas nama tuhan. Maka bagaimanapun keadaannya harus di pertahankan.
Ketika Nesa lahir ia bahagia luar biasa, karena saat itu juga Harsa yakin anaknya yang lain juga telah lahir di dunia. Anaknya yang sengaja ia hadirkan di dunia untuk menemani Raline, menggantikan ketidak berdayaannya.
Harsa memang dengan sengaja menghadirkan Mahesa, ia jujur saat ia tak ingin di lupa. Ia takut hubungannya dan Raline dahula tak memberi kesan apa-apa, lalu Raline hanya menganggapnya selintas lewat saja. Harsa mau di terus ingat, terus ada dalam kehidupan Raline, tapi yang paling utama Harsa ingin Raline mencintainya, membalas cintanya.
Maka dengan hadirnya Mahesa, Harsa pikir itu adalah cara terbaik membuat Raline mencintai bagian dari dirinya. Ya seegois itu memang mencintai Raline.
Berkali-kali ia menolak gugatan Maya bukan karena mencintai perempuan itu, tapi ia merasa harus memberikan Nesa orang tua yang lengkap yang selalu ada setiap saat memberinya kehangatan cinta kasih.
Hal yang tak bisa ia berikan pada Mahesa.
Putranya tidak merasakan kelengkapan orang tua, maka jangan terjadi lagi pada putrinya. Harsa tidak ingin gagal dua kali.
Tidakkah kalian berpikir Raline begitu tega?
Membiarkan Mahesa tidak mengenal ayahnya, Ayah yang selama ini ia damba kepulangannya. Raline itu kalah dengan egonya, kalah dengan rasa marah dan kecewanya.
Mau sebejat apa perlakuan Harsa padanya, bagaimanapun Harsa tetap ayah dari putranya.
Harsa tidak memiliki kesempatan menjadi suaminya, tapi harusnya Raline memberikan kesempatan pada Harsa untuk menjadi ayah yang baik bagi putranya.
Siapa bilang Harsa tidak ingin hidup bersama Raline dan Mahesa?
IA INGIN SANGAT AMAT INGIN!
Tapi keadaan tidak bisa mewujudkan itu semua. Ia tidak mungkin meninggalkan keluarganya demi membangun keluarga yang lain. Ia tidak akan menceraikan istrinya demi menjadikan orang lain istri.
Kalopun nanti pada akhirnya ia dan Maya berpisah, Raline belum tentu mau hidup bersamanya bukan? Harsa hanya tidak ingin memaksa, meski rasanya begitu menyiksa perasaannya.
Sebenarnya sederhana, Harsa hanya ingin sekali saja bahagia, misal dengan Mahesa yang hadir di hadapannya dengan memanggil sebutan 'Papa'
Tapi nyatanya, Harsa sama sekali tidak pernah bahagia.
Bagaimana menurut kalian? Jadi apakah Harsa sejahat itu?