Hamish dan Tere sudah berpacaran lebih dari 6 tahun, sejak sama-sama menyandang status mahasiswa kedokteran. Sayangnya mau selama apa hubungan mereka tetap tak mampu merobohkan benteng yang dibangun tuhan mereka masing-masing.

Jodoh mereka adalah kata ‘pisah’ yang Hamish renungi dengan kegalauan luar biasa. Apalagi dengan undangan yang Tere kirimkan atas namanya, pujaannya itu merancang pesta dengan laki-laki yang 3 bulan lalu baru ia kenalkan dengan keluarga.

Ditengah kesedihannya langkah kaki Hamish membawanya bertemu Miranda Hanum, pegawai BUMN yang ia temui menangis di trotoar jalan.

Dunia memang tidak lebih lebar dari daun kelor bukan? Ketika Miranda ternyata menyandang status pegawai di perusahaan yang dipimpin ayahnya.

Miranda adalah gadis sederhana yang tiba-tiba saja Hamish ingin memiliki hidup bersamanya, sebuah keinginan yang di anggap tuan Zaidan kekonyolan semata.

Ajakan menikah itu dilayangkan begitu saja di depan rumah kos yang Miranda huni dalam perantauannya, tentu ia bukan gadis gila yang akan menganggukkan kepala setuju begitu saja.

Tapi ajakan mencari sang ayah, membuat kaki Miranda melangkah masuk ke mobil Hamish yang akhirnya membawa mereka jauh menuju Salatiga.

Sayangnya ayah yang belum pernah Miranda peluk raganya itu ditemukan tak bernyawa ketika ia datang, membuat keduanya dipaksa ‘adat’ untuk menikah dihadapan jenazah wali nikah Miranda.

Kembali ke ibukota dengan status baru membuat keduanya lupa, ada restu yang belum turun. Hamish menikmati kehidupan barunya sebagai suami, sampai lupa mengabari kedua orang tuanya kini memiliki seorang menantu.

Di mata Zaidan, selain bawahan Miranda sudah ia anggap anaknya sendiri. Ia tau bagaimana kerasnya kehidupan perempuan yang dulu merupakan mahasiswinya itu. Zaidan yang memberikan Miranda modal untuk menghadapi kerasnya hidup ibu kota. Zaidan selalu akan memastikan Miranda mendapatkan kehidupan yang layak, dan menurutnya Hamish belum selayak itu.

Kecewanya luar biasa ketika mengetahui fakta jabatan Miranda bertambah bukan hanya sebagai sekretaris nya tapi sekaligus menantunya. Bagaimana mereka menikah diluar pengetahuan nya?

Kasih ayah tetaplah selebar jagat raya, Hamish adalah putra semata wayangnya dan Miranda adalah seseorang yang ingin dia pastikan punya kehidupan yang lebih layak. Zaidan hanya perlu sedikit ruang untuk segera memaafkan, sebelum memastikan resepsi anak-anaknya di gelar dengan sempurna.

Dalam sebuah pernikahan beberapa menganggap kehadiran anak adalah tolak ukur keberhasilan nya bukan? Miranda selalu ingin menjadi seorang ibu, tapi rupanya Hamish hanya ingin hidup berdua dengannya. Laki-laki itu benci proses bagaimana bayi dilahirkan.

Perempuan yang harusnya ia tatap pertama kali di dunia menghembuskan nafas terakhirnya ketika mengantarnya ke dunia. Perempuan yang kini ia sebut ibu juga mengalami banyak permasalahan dalam kehamilannya, bahkan hampir tak terselamatkan ketika adiknya terlahir beberapa tahun lalu.

Hamish tidak suka perempuan hamil, sedang Miranda ingin dalam rahimnya ada buah cinta mereka.