Noktah ; sesuatu yang belum usai

Elang Akarsana atau sering orang sebut dengan panggilan Elang ini adalah seorang artis kenanmaan ibu kota, kiprahnya di dunia entertaint tak lagi di ragukan. Bukan hanya jual tampang, tapi prestasinya juga luar biasa. Bahkan orang sering berkata, bahwa dia tinggal kedip saja pasti banyak yang rela mengemis cinta nya.

Tapi sayangnya hal itu justru berbanding dengan kenyataan nya, fakta ya seorang don Juan seperti Elang ini masih menyandang status jomblo. Sampai banyak orang berpikir, ganteng kok jomblo? Jika banyak orang berpendapat demikian tentang dirinya Elang hanya tersenyum simpul, baginya menjalin sebuah hubungan itu bukan perihal paras. Tapi itu tentang cinta dan kenyamanan. Bicara tentang cinta, Elang bukan tak normal ia pernah mencintai dan di cintai. Bahkan dengan frasa 'begitu sangat'. Tapi itu dulu, entah sekarang masih di cintai atau sudah di lupakan yang jelas ia masih tetap mencintai.

Malam ini Elang sedang menghadiri gala premiere film produksi label yang menaungi nya. Ada beberapa teman nya yang ikut bermain peran di sana. Seperti pemuda kebanyakan, Elang bercengkrama bersama squad nya di kala bertemu dengan formasi lengkap seperti ini. Mereka membahas banyak hal, mulai dari pekerjaan, otomatis bahkan percintaan.

“Gila Vanya cantik banget!” Seru Brendy sambil matanya mengikuti langkah orang yang dia maksud.

“Mentang-mentang Vallen lagi keluar negri mata lo jelalatan!” Elang yang kebetulan berada di samping Brendy menanggapi.

“Ya kan gue cuma muji dia cantik aja Sob.”

“Muji cantik itu awal mula rasa kagum, kagum bisa jadi cinta lama-kelamaan.”

“ah lo kayak gak pernah muji cewek cantik aja Lang!” sahut Demian.

“emang gak pernah.” Elang menjawab singkat. Teman-teman nya mencibir, hari gini gak melotot liat cewek cantik? Are you kidding me?

“yakan menurut Elang , perempuan cantik di dunia cuma ada dua.” Dimas pun akhirnya ikut bersuara.

“Siapa Dim?” tanya Brendy.

“Mamanya sama Uira.”

“Hahahaha bener tuh!”

Teman-teman Elang pun terbahak mendengar penuturan Dimas. Sudah menjadi rahasia umum memang jika di antara Elang dan Uira dulu pernah terjadi percikan asmara.

Uira Banyu Sagara adalah artis kenamaan tanah air yang prestasinya sudah menembus kancah internasional. Apapun tentang Uira selalu menjadi trending topic.

Berbeda dengan Elang yang betah sendiri, Uira dengan sejuta pesona nya sudah pernah menjalin hubungan dengan orang lain setelah mereka berpisah dulu. Apakah di sini Elang terkesan sad boy?

“Uira apa kabar Lang?” tanya Jovan setelah menghisap nikotin nya. Elang mengendik kan bahu nya, “mana gue tau lah, udah lama gak ketemu.”

“Masa sih gak lo stalker? Kan lo bucin abadi nya dia.” ledekan Brendy membuat Elang mendengus sebal.

“Gak tau gue, gak pernah nyari tau juga.”

“yah gak asik ah Elang !” Ujar Jovan.

“Eh Uira udah jomblo tau.” Dimas berkata sambil menaik turunkan alisnya.

“Eh kok lo tau Dim?” tanya Brendy.

“Yakan abis seproject sama gue kemarin!”

“woyy bro, apakabs?” Delon yang baru datang langsung heboh menyapa, biang emang dia ini.

“Kemana aja Lo baru dateng?” tanya Elang.

“Nemuin cecan dulu dong!” sombong nya, sambil bergaya meng akta kera jas nya ke atas.

“Eh Lang di cariin pak Amer tuh di depan meja konferensi.” Delon memberi tahu Elang untuk segera menuju ke sana. Elang memang sedang ada project dengan produser kondang tersebut. Makanya ia tak curiga kalau sebenarnya Delon hanya mengada-ngada.

Saat Elang sudah melangkah pergi Dimas bertanya pada Delon,” Bukan nya pak Amer sakit ya? Beliau gak bisa datang kan hari ini.”

“emang.”

“terus yang nyari Elang siapa?” Delon pun langsung memberi isyarat pada teman teman nya untuk merapatkan barisan, lalu dia berkata pelan.

“Di depan meja konferensi ada cewek gue lagi ngobrol sama Uira. Gue kerjain aja si Elang , gemes gue sama dia.” mereka semua tertawa dengan ide aneh Delon tersebut. Membuat banyak pasang mata menatap mereka aneh, tapi tetep ganteng sih.

*

Elang celingukan mencari keberadaan pak Amer, sesaat kemudian dia menyadari sesuatu jika pak Amer hari ini sedang sakit. Lalu terdengar tawa membahana dari arah duduk teman-teman nya. Sialan Delon menipu nya! Saat Elang akan berbalik, matanya menangkap sebuah objek. Uira Banyu Sagara berdiri di depan nya dengan jarak sekitar 3 meteran. Sedang mengobrol dengan canda tawa bersama kekasih Delon. Elang terdiam di tempat nya, sudah sangat lama dia tidak lagi menatap wajah ayu itu meski hanya sekedar foto lama. Karena baginya mentapa Uira hanya menghadirkan luka karena tak bisa menggenggam lagi. Elang bukan mencoba melupakan, hanya saja ia tak ingin mengingat lalu menginginkan Uira kembali ke pelukan nya. Padahal saat itu gadis itu berstatus kekasih orang.

Malam ini setelah sekian lama, akhirnya Elang bisa kembali menatap binar coklat kesukaan nya itu bersinar ketika si empunya berbicara. Uira benar-benar cantik dengan gaun nya, bahkan menurut Elang jauh lebih cantik ratusan kali dari terakhir kali mereka bertemu. Rasanya begitu berbeda dengan Uira yang dulu, tapi apapun wujud ya Elang tetap suka. Pandangan nya tak sedikitpun teralihkan, ia seolah terhipnotis para cantik itu. Bahkan ia pun tak menyadari bahwa kekasih Delon sudah tidak berada di depan Uira. Alhasil sekarang ia dan Uira benar-benar berhadapan. Lalu ketika Uira berjalan ke arah nya, ia terkesiap. Respon nya memang mendadak lemah jika berurusan dengan Uira. Bahkan saat Uira sudah di hadapan nya pun otak Elang tidak mengintrupsi respon apa-apa. Mendadak blank mode.

Saat Uira mengulurkan tangan pun ia tak bereaksi, barulah saat Uira hendak menurunkan tangan nya, barulah ia menyambut ukuran tangan halus yang lama ia damba genggaman nya itu.

“Namaku Uira Banyu Sagara, kamu bisa manggil aku Uira. Senang berkenalan dengan anda.” ucapan Uira membuat Elang menatapnya kebingungan, kenapa gadis ini? Amnesia kah?

“Siapa tau kamu lupa, makanya aku kenalan lagi.” Uira menjawab kebutuhan bingungan Elang , yang sebenarnya semakin meningkat membuatnya kebingungan.

“Lupa?” tanya Elang penasaran, hey bagaimana Elang melupakan Uira?

“Habisnya sudah lama tidak menghubungi, aku pikir kamu lupa sama aku. Makanya aku ulang kenalan nya.” mendengarnya menbuat Elang terkekeh pelan. Begitulah pikiran gadis itu?

“How can I forget you?”

“Entah, hanya sebuah praduga, kita sudah lama tidak saling berkomunikasi, bisakah masih tetap mengingat?”

“Jika begitu, berarti kamu melupakan ku?”

“Sayang nya memori otak ku terus mengajak berkomunikasi tentang mu.” Elang lagi-lagi terkesiap mendengar penuturan Uira. Merasa tak akan di jawab, Uira sadar betul ucapan nya barusan sepertinya seolah ingin kembali bernostalgia bersama Elang . Seketika ia merasa telah bodoh secara tak sengaja mengungkapkan perasaan nya, bagaimana jika Elang tak sedikitpun mengingat tentang nya lagi?

Saat ia hendak melangkah pergi, Elang menahan pergelangan tangan nya. Lalu ia bertanya lewat sorot mata. “Kau cantik hari ini.” ucapan Elang yang seperti bisikan itu terdengar begitu merdu, sampai membuat Uira merinding. Apa karena sudah lama tidak mendengar pujian itu?

“Can we start from the beginning again?”

“Kenapa tidak di lanjutkan saja?”

Ya hanya sesederhana itu mereka kembali untuk bersama, tidak banyak kata. Karena masih sama-sama terbius dengan keadaan yang mendadak cair setalah lama beku. Hanya tatap mata dan genggaman jari yang saling bicara, cinta memang begitu bukan harusnya?