—Renang.

Somi ketawa-ketawa sendiri liatin ponsel Haechan, mereka baru aja selesai sarapan bersama. Pagi ini tour guide Somi bukan Ibu lagi, tapi Haechan.

” Ngeliatin apasih? Kayak orang sinting ketawa sendiri.” Haechan heran melihat Somi yang bahkan sekarang semakin mengeraskan tawanya.

” Chat temen-temen lo lucu banget, AHAHAHAHAHAHA!”

Haechan lalu merebut ponselnya dan membaca pesan di grup chat teman-temannya.

” Hadehh, cowok-cowok gak jelas.”

” Lo juga bagian dari cowok-cowok gak jelas itu kalo lo lupa.” Haechan hanya mengendikkan bahu mendengar ucapan Somi.

” Mau balik kapan?” Tanya Somi, ia tau hari ini Haechan ada jadwal promosi untuk lagu barunya.

” Abis ini setelah nemenin lo renang.”

” Padahal gue gak di temenin juga gak papa.”

” Gue yang kenapa-kenapa, enak aja lo renang sendirian kalo diliatin cowok lain gimana!?”

Kan, mulai lagi sisi posesif milik Haechan.

” Yaelah, kan mau renang di private pool siapa yang mau liatin?”

” Yaudah sih mumpung bisa renang bareng, lo gak kangen renang sama gue?”

Somi mensejahterakan langkahnya dengan Haechan, ia merapatkan tubuhnya pada pemuda itu lalu menarik lengan Haechan untuk bertumpu di bahunya.

” Gak gitu, lo punya jadwal siang ini. Emang keburu kalo harus nemenin gue?”

” Tenang aja keburu kok, gue berenangnya bentar aja nanti. Si Ibu agak siangan biar nyusul lo kesini.”

“Okey..”

Somi dan Haechan menikmati waktu berdua mereka, waktu yang akan sulit di lalui jika mereka berada di Seoul.

Sambil menunggu Somi mengganti bajunya, Haechan menunggunya di tepian kolam renang. Ia hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam favoritnya.

” Kenapa belum nyebur?” Tanya Somi.

Bukannya menjawab pertanyaan itu Haechan justru mengomel,

” Yang bener aja lo pake baju begitu? Wah gila! Untung cuma ada gue, gimana kalo lo berenang sama orang lain? Besok-besok kalo berenang pake yang lebih tertutup kenapa Som, punya gue jangan di liatin ke orang lain.”

Somi memutar bola matanya malas, selalu saja seperti ini. Ia lalu berjalan mendekat ke arah Haechan, mengecup bibir pemuda itu singkat.

” Berisik!” Satu-satunya cara menghentikan omelan Haechan memang hanya dengan sebuah kecupan.

Setelah itu Somi meninggalkan Haechan yang masih mematung di tepi kolam, gadis itu mulai menenggelamkan tubuhnya ke air kolam. Bergerak kesana kemari,

” Gak gitu caranya,” komentar Haechan singkat.

” Ya emang berenang kudu gimana sih? Ribet amat lo!”

Haechan menghampiri Somi, meraih pinggang rampingnya. Jarak mereka terkikis, bahkan Somi merasakan deru nafas Haechan di depan wajahnya.

” Gini sayang kalo mau ngecup itu,”

Somi tidak mampu berkata ketika Haechan kembali menyatukan bibir mereka.

Kecupan yang terjadi cukup lama, seoalah membayar rindu yang menumpuk 3 bulan ini.