— sekawan.
Nala menatap heran ke arah Raline yang kini dengan santai menikmati Jus melon di hadapannya.
“ Cowok lo pernah naksir cewek gue.”
Ini adalah kedua kalinya Nala mengatakan kalimat itu tapi tetap tidak ada respon dari Raline. Gadis itu sekarang justru sibuk membidik makanan mereka dari segala arah, bahan update instastory.
” HEH COWOK LO PERNAH NAKSIR CEWEK GUE!”
Gertakan Nala membuat Raline akhirnya menoleh, ia lalu mengendikkan bahunya. Serta membuat ekspresi yang membuat Nala begitu kesal.
Nala lalu merebut ponsel Raline, supaya gadis itu menanggapi kekesalannya.
” Apesih?!”
” Cowok lo NAKSIR cewek gue.” Nala menekankan pengucapannya kali ini.
” Ya terus gue kudu gimana?”
” Ya apa kek, marah kek salto gitu? Ato minimal lo ada adegan jambak-jambakan gitu sama Radine, seenggaknya kasih Harsa tamparan kek.”
Raline kembali merebut ponselnya dari genggaman Nala sebelum berkata, “ Cowok gak jelas! Emang kenapa sih kalo cowok gue pernah naksir cewek lo? Emang itu keajaiban dunia yang kudu gue kagetin?”
” Ya engga, tapi masa lo gak ada kaget-kaget nya sih?”
Nala cemberut menatap Raline, pasalnya ia sudah membayangkan gadis di depannya itu kaget dengan apa yang terjadi sekarang.
Harsa tengah mengobrol dengan Radine tentang perasaan mereka di sudut lain.
” Lah emang gue udah tau kali, si Harsa pernah naksir cewek lo.”
Nala membelalakkan matanya, ini dia yang bego atau emang bodoh aja? Kenapa semua orang tau ada apa di antara Radine dan Harsa tapi dia tidak?
” KOK GUE GAK TAU!??”
” Lo aja yang bodoh berarti.”
” Lo juga kenapa gak ngasih tau gue sih dulu?” Nala rupanya sedikit frustasi, menyesal menjadi orang terakhir yang tau tentang sahabat dan kekasihnya.
” Ya terus kalo gue kasih tau lo mau apa? Biarin Harsa dulu pacaran sama cewek lo? Lah lo jadi sadboy dong, gimana sih!?”
Nala terdiam mendengar penuturan Raline, memikirkan kemungkinan yang dulu bisa saja terjadi jika ia tau lebih awal tentang perasaan Harsa.
” Gini ya Nalapraya, itu masalalu Harsa sama cewek lo, gue sebagai the one and only di hidupnya sekarang gak perlu mengkhawatirkan itu. Ya biarin aja kalo dulu Harsa emang pernah suka cewek lo, itu udah jadi masalalu...
...gue bahkan bersyukur dulu mereka sama-sama denial, bersyukur mereka dulu gak ada yang berani ngungkapin perasaannya. Dan berkali-kali bersyukur lo kemudian datang dan bikin Radine jatuh cinta, kalo lo dulu gak bilang sama Harsa lo naksir Radine, gak akan pernah ada Radine sebagai cewek lo, pun sama Harsa yang gak akan jadi cowok gue.”
Nala dalam renungannya menggangguk setuju, benar juga apa yang di sampaikan Raline cerita akan berjalan berbeda ketika ia dulu menyadari perasaan Harsa.
Tapi bukankah dia terlalu dalam menyakiti perasaan sahabatnya?
” Tapi gue nyakitin Harsa, padahal dia banyak mengorbankan segalanya buat gue, Juan sama Jeje.”
Raline tersenyum mendengarnya, lalu menepuk pelan pundak Nala.
” Itu pilihan Harsa sendiri, bagaimana cara dia berusaha memastikan kebahagiaan kalian dulu, baru dirinya. Tapi sekali lagi gue berterima kasih untuk itu, karena pilihannya gue akhirnya punya dia...
... sekarang kalian udah menemukan kebahagiaan masing-masing, jadi apa yang ada di masalalu biarin berlalu. Tugas lo, Juan dan Jeje tuh cukup bahagiain cewek lo masing-masing supaya patah hati yang Harsa laluin dulu gak sia-sia, nah tugas gue ya foya-foya ngebabuin Harsa.”
Nala mulanya terharu, tapi mendengar kalimat terakhir yang Raline sampaikan ia mendadak kesal.
” Sialan, udah serius juga!”
“HAAHHAHAHAHAHA but i love him so much.”
” Keliatan, sama bucinnya lo berdua!”
“NGACA HEY!!” Raline lalu membuka kamera ponselnya dan menempelkannya di depan muka Nala.
” Aduh ini cewek gue lama banget, di ajak ngobrol dimana sih?”
Raline ikut menyapukan pandangannya ke arah penjuru cafe, tadi Harsa dan Radine berpamitan ingin mengobrol berdua.
Dengan heboh Nala menepuk tangannya, dan menunjuk di lantai 2. Ada Radine dan Harsa yang sedang berpelukan disana.
” Cowok lo meluk cewek gue anjir”
Tanpa mendengar ucapan Nala barusan Raline sudah terburu naik ke atas, ia bahkan secepat kilat kini sudah berada di tengah Radine dan Harsa.
Memisahkan pelukan keduanya.
” Permisi, bapak ibu pelukannya gak boleh lama-lama ya, cowok gue nih!” Raline langsung menyeret Harsa mendekat ke arahnya, lalu memeluk lengan pacarnya itu.
Membuat Radine memutar bola matanya malas, “ yaelah kagak bakal gue ambil, hus hus sono deh bawa cowok lo pergi gak minat gue.”
” HEH! munaroh lo baru tadi bilang ya pernah naksir gue, sok sok-an gak minat.” Harsa memprotes ucapan Radine.
” Radine dulu masih rabun makanya naksir lo, sekarang penglihatannya udah jelas makanya jadi pacar gue.” Nala yang baru datang langsung memeluk Radine, tidak mau kalah dengan pasangan di depannya.
” Ayaaang, aku di katain sama Nala tuh!” Dengan nada manja, Harsa merengek pada Raline membuat Nala dan Radine kompak mual.
” Ew!”
Raline menepuk-nepuk pelan dada kekasihnya, “ cup cup gapapa lo emang jelek makasih ya udah ngepelet gue biar suka sama lo.”
“AYAAAAAANG IH!!”