Sesilia tertidur diranjang empuk milik Mahes di apartemen mewahnya. Sampai tengah malam ia menunggu Hesa pulang tapi lelaki itu tak jua menampakkan punggungnya.

Sekitar pukul satu malam Sesila terbangun, ia terganggu dengan seseorang yang menciumi lehernya dari belakang. Dengan setengah terpejam Sila menoleh ke belakang, di dapatinya Hesa yang berusaha meraih tubuhnya. Gerakan yang sedikit grusuh tersebut membuat Sila akhirnya mengumpulkan kesadaran penuh. Aroma alkohol menguar dari tubuh Hesa. Aroma yang baru Sila hirup setelah kurang lebih 6 bulan menemani laki-laki itu.

“Om mabuk?” Sila sedikit mendorong dada bidang yang belakangan dekapan nya ia inginkan untuk selamanya.

“Hmmm?”

“Beberes dulu om,” bukannya beranjak menjauh Hesa justru terpaku menatap Sila. Ia mengunci tatapan mereka, lalu dengan cepat mengecup bibir ranum sila yang belakangan menjadi candunya.

Gadis itu terpaku tak sadar meski tangan Hesa kini menariknya mendekat dengan merapatkan tubuh mereka, “Do I have to sign for your package?”

Sila memundurkan sedikit tubuhnya, agak terkejut dengan nada yang mendadak berubah sensual tersebut, “I'm thisrty”

“Can i?” sebenarnya itu bukan sebuah pertanyaan, karena setelah nya Sila tak lagi memiliki kendali atas tubuhnya. Hesa mengambil alih kuasa dengan gagah melucuti semua benang diatas kulit mulusnya.

Laki-laki itu lihai sekali membuatnya lupa daratan, Sila membuang akalnya entah kemana yang ia tau hanya memejamkan mata begitu Hesa menikmati menu utamanya.

Tubuhnya bahkan dengan lapang menerima sebagian dari Hesa yang diajak mengalun memanjakan miliknya. Cecapnya tak sanggup merangkai kata sedasyat apa ledakan dinawah sana, Sila menggitnya menahan desah manis yang meletup-letup tak lagi kuat dibendung.

Di atasnya Hesa memacu dengan irama, ia ciptakan tempo yang memabukkan diiringi dengan sapuan panas bibirnya diatas kenyal lembut Sila yang baru ia jamah secara utuh.

Sila tak lagi peduli sejalang apa ia, malunya telah terenggut sejak tadi. Ia kali ini hanya ingin menikmati lahar-lahar yang berhasil Hesa gali dengan gagahnya. Getaran itu terasa bersamaan dengan Hesa yang semakin menambah laju kecepatannya. Sila menggigit bahu diatasnya begitu di dalam tubuhnya meledak sesutu yang sedari tadi ia damba. Bersamaan dengan itu kekar Hesa jatuh diatas empuk miliknya, menyesap sebentar sebelum memejamkan mata.

“It's a good Chamomile!”