—Tentang Harsa.

Ketika ia menyadari telah jatuh cinta pada Raline, ia berusaha menahan diri. Supaya tidak mengungkapkan perasaannya, supaya tidak berharap bisa sehidup semati bersamanya.

Harsa tau orang tuanya tidak akan merestui hubungan mereka.

Hari itu sebelum ia kabur ke tempat Raline, Harsa bertengkar luar biasa dengan ayahnya. Ia telah melakukan berbagai cara untuk menolak perjodohan itu, tapi satupun usahanya tak ada yang berhasil.

Ia menyerah.

Malam itu sisi egoisnya bekerja lebih banyak, ia tetap seorang laki-laki yang berambisi mencintai perempuannya. Pikirannya buntu.

Harsa akhirnya memilih untuk melepaskan bibitnya, berharap semoga itu akan tumbuh sesuai dugaannya.

Itu adalah bentuk Harsa mengikat Raline kala itu, berharap jika janin itu tumbuh Raline akan datang meminta pertanggungjawaban di depan orang tuanya.

Lalu orang tuanya akan mengusirnya, atau paling parah setidaknya dia bisa mati bersama Raline.

Tapi sampai pernikahannya berjalan, Raline tidak pernah datang menemuinya. Perempuan itu menghilang.

Benar bukan yang Harsa pikirkan, hubungan mereka ternyata hanya cinta sepihak. Bagi Raline Harsa tidak berarti apa-apa.

Ketika Anesa lahir, Harsa sempat bertanya-tanya. Apakah malam itu benar-benar tidak menghasilkan sesuatu?

Harusnya jika janin itu tumbuh anak mereka telah lahir, artinya Raline tidak lagi hidup sendiri. Meski sempat ragu tapi Harsa menyakini jika misalnya janin itu tumbuh, Raline tidak akan menggugurkannya. Itu artinya ia berhasil mengikat Raline.

Tapi jika malam itu tidak berhasil artinya Raline kini mungkin sudah hidup bahagia. Mungkin ia telah menemukan laki-laki yang ia cinta, tentu bukan Harsa kan?

Jauh di lubuk hatinya, Harsa selalu berharap jika bayi itu lahir. Ia ingin Raline tidak sendirian lagi di dunia ini. Dengan lahirnya bagian dari dirinya itu, Harsa setidaknya percaya pada orang yang akhirnya akan menemani kehidupan Raline.

Kehidupan yang ia damba.

Ketika malam itu Anesa terjatuh dan lututnya lecet, ia bertemu teman lama di Rumah Sakit.

Harsa malam itu mengikuti Juan, niatnya hendak bertanya alamat rumah supaya mungkin jika ada waktu luang ia bisa mampir. Tapi ketika sampai di depan ruangan, ia berdiri kaku menatap dari kaca.

Raline disana, perempuan itu disana menggenggam tangan seorang anak laki-laki yang Harsa yakin adalah putranya.

Raline terimakasih telah melahirkan cintanya.