Raline baru saja menyelesaikan ritual mandi malamnya yang berlangsung sekitar 2 jam. Ia berkacak pinggang di depan pintu kamar mandi ketika melihat di atas ranjangnya sudah meringkuk gumpalan lemak, yang entah sejak kapan berada disana. Mungkin ketika ia sibuk memanjakan diri di kamar mandi.
” Ck.. kebiasaan nih anak mampir gak ngasih kabar duluu...”
Sepertinya dumelan nya tidak akan di gubris, sosok yang nyaman tertidur di ranjangnya sedang asik menyelami bantalan kapuk, entah mungkin berkelana di alam mimpi.
Raline akhirnya fokus menyelesaikan perawatan kulit wajahnya dengan berbagai macam skincare. Kadangkala ia malas jika sangat amat lelah, tapi ada hal yang selalu memotivasi dirinya untuk rutin terus memakai skincare dan tidak terlewat satu tahap pun.
” Cowok lo matanya gatel kalo liat cewek cakep, jadi lo harus tetep cakep paripurna biar gak meleng tuh cowok ...”
Iya, Raline kadang suka insecure meski orang bilang dia cantik luar biasa. Meski pacarnya bilang tidak ada yang lebih cantik darinya, tapikan hati manusia siapa yang tau?
Setelah selesai dengan kegiatannya Raline ikut berbaring di sebelah pacarnya, mulanya asik sendiri scroll media sosial, lama-lama bosen dan justru ingin menatap wajah pacarnya yang begitu damai dalam tidurnya.
Kali ini ia tak sanggup menahan diri untuk tidak mencubit pipi gembul sang pacar,
” Ih gemes banget pacar aku...” tidak puas hanya mencubit, Raline bahkan mengunyel-unyel gemas. Tentu saja kegiatan itu mengganggu si empunya.
“Hmm....yangg..” Dengan suara serak dan masih memejamkan mata Harsa memegang tangan Raline agar menjauh dari area wajahnya.
Tapi sepertinya Raline tidak lagi membiarkan Harsa kembali nyenyak, ia sekarang justru kembali memainkan jarinya di wajah Harsa. Menepuk pipi gembulnya, memencet hidungnya atau bahkan dengan jail mencabut alisnya.
” Yangg... Aku mau tidur, jangan ganggu..”
” Yaudah sih tidur aja, aku kan cuma mainin muka kamu..”
Harsa hanya mendesah lelah, percuma berdebat dengan perempuan bagaimanapun ia akan kalah.
Masih terus mengganggu tidurnya, Raline terus menjamah wajahnya. Gadis itu juga terus berceloteh tentang apa saja yang ia lakukan hari ini, membicarakan staff yang ceroboh menumpahkan americano nya, membicarakan sang manager yang sedang di taraf bucin menuju sedikit tolol. Bahkan membicarakan salah seorang kameramen yang bau badannya tidak bisa Raline tolerir.
” Sumpah ya yangg bau banget ih dia ga pakai deodoran kali ya...”
“Yangg ngapain?” Harsa sedikit berjengit ketika tiba-tiba Raline menelusup ke bawah lengannya. Menghirup dalam-dalam aromanya.
” Ih kamu aja kerja seharian masih wangi loh, dia kok ga sewangi kamu ya?”
” Astaga yangg, aku belum mandi loh ini jangan ndusel gitu deh. Bauu nanti kamu ngatain aku asem.”
Ucapan Harsa tidak di gubris, Raline justru semakin dalam menelusup ke tubuhnya.
” Wangi kok pacarku, aku lebih suka bau kamu yang begini daripada bau sabun abis mandi tauuu...”
Harsa sepertinya paham, malam ini Raline cenderung manja. Tidak seperti biasanya yang lebih galak jika ia menempelinya.
” Pacar aku kenapa sih? Hmmm, ada yang mau di keluhin? Atau mau apa nih aku turutin?” Sebelah tangannya meraih tubuh Raline yang lebih kurus dari sebelumnya, sedikit memangkas jarak. Tak lupa juga mengecup sekilas pucuk kepala sang pacar.
” Gak papa, kangen aja.” Raline ikut membalas pelukan Harsa, bahkan semakin mendempetkan tubuhnya.
” Akutuh kangen banget sama kamu, udah semingguan gak ketemu. Eh giliran kamu mampir malah akunya di tinggal tidur, sebel tauu..”
Harsa hanya terkekeh mendengarnya, kadangkala Raline itu benci skinship apalagi jika Harsa yang memulai. Tapi ada saat dimana gadis itu akan dengan sendirinya memberikan skinship tanpa di minta ketika mode manjanya kambuh.
” Yaudah sini ku peluk semalaman...”
Di peluk Harsa itu rasanya hangat, damai dan tentram sepertinya pulang ke rumah. Seperti bagaimana pelukan ayah. Makanya Raline suka, apalagi jika ia sedang dalam red-day.
” Ih yangg perut kamu ncit banget sih...”
Kan tangannya berulah lagi ....
Kali ini meraba perut Harsa, Raline bilang dia lebih suka perut Harsa yang gembul berlemak daripada yang rata berpack.
” Ini gara-gara kamu diet, jadi sisa porsi makan kamu kan aku yang ngabisin. Kamunya jadi kurus aku melar banget nih ...”
Raline terkekeh, justru semakin mencubiti perut gembul pacarnya.
” Lucu banget gemes kalo perut kamu gini, ga usah di bikin pack ya yangg...”
” Iya enggaaa..., Udah ya tidur sayangku udah malem loh ini.”
Harsa membalikkan tubuh Raline, lalu memeluknya dari belakang. Jika tidak begitu, pacarnya itu tidak akan tinggal diam. Jarinya akan nakal kemana-mana, mengganggu tidur.
Raline ikut meletakkan tangannya di atas punggung tangan Harsa yang memeluknya dari belakang, sesekali menepuk ringan. Ia juga menempelkan punggungnya pada dada bidang Harsa, mencari kenyamanan.
Matanya mulai terpejam kala Harsa mencium daun telinganya dari belakang,
” Tidur nyenyak pacarku....”
Setelahnya Raline benar-benar melayang, tertidur dengan nyenyak. Tidak bermimpi apapun, tidurnya sangat berkualitas.